ANTI
LEPRA
1.
TEORI
Lepra atau kusta adalah
suatu penyakit infeksi kronis yang merusak terutama jarinngan saraf dan kulit
yang disebabkan olah Mycobacterium Leprae
Mycobakterium Leprae ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen, maka lepra disebut juga penyakit Hansen. Basil Lepra sangat ulat karena mengandung lilin yang sukar di tembus obat, tahan asam dan pertumbuhannya juga lambat sekali.
Mycobakterium Leprae ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen, maka lepra disebut juga penyakit Hansen. Basil Lepra sangat ulat karena mengandung lilin yang sukar di tembus obat, tahan asam dan pertumbuhannya juga lambat sekali.
2. SIKLUS HIDUP LEPRA
Penyakit kusta atau lepra adalah sebuah
penyakit infeksi kronis yang sebelumnya, diketahui hanya disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium leprae, hingga ditemukan bakteri Mycobacterium
lepromatosis oleh Universitas Texas pada tahun 2008, yang menyebabkan endemik
sejenis kusta di Meksiko dan Karibia, yang dikenal lebih khusus dengan sebutan
diffuse lepromatous leprosy.] Sedangkan bakteri Mycobacterium leprae ditemukan
oleh seorang ilmuwan Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun
1873 sebagai patogen yang menyebabkan penyakit yang telah lama dikenal sebagai
lepra. Saat ini penyakit lepra lebih disebut sebagai penyakit Hansen, bukan
hanya untuk menghargai jerih payah penemunya, melainkan juga karena kata
leprosy dan leper mempunyai konotasi yang begitu negatif, sehingga penamaan
yang netral lebih diterapkan untuk mengurangi stigma sosial yang tak seharusnya
diderita oleh pasien kusta.
Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa
pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas; dan lesi pada kulit
adalah tanda yang bisa diamati dari luar.[5] Bila tidak ditangani, kusta dapat
sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak,
dan mata. Tidak seperti mitos yang beredar di masyarakat, kusta tidak
menyebabkan pelepasan anggota tubuh yang begitu mudah, seperti pada penyakit
tzaraath.
MACAM-MACAM JENIS PENYAKIT LAPRA
MACAM-MACAM JENIS PENYAKIT LAPRA
berdasarkan gejala klinis yang
terjadi pada penderita penyakit kusta dapat dilihat bahwajenis-jenis
penyakit kusta itu sangat beragam, berdasarkan pada haal ini
maka Penyakit Kusta digolongkan menjadi 3, yaitu:
- Penyakit Kusta tuberkuloid (paucibacillary)ditandai dengan satu atau lebih hipopigmentasi pada kulit dan bagian beberapa bagian yang mengalami mati rasa (anestetik).
- Penyakit Kusta Lepromatosa (penyakit Hansen multibasiler)ditandai dengan adanya lesi, nodul, plak kulit yang simetris, dermis kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan penyumbatan hidung (congesti nasal) danepistaksis (hidung berdarah)serta kerusakan syaraf. Namun pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali terlambat.
- Penyakit Kusta multibasiler (borderline leprosy) adalah tipe yang sering ditemukan. Terdapat lesi kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid namun jumlahnya lebih banyak dan tak beraturan; bagian yang besar dapat mengganggu gerakan tungkai, dan gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang. Tipe ini tidak stabil dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa atau kusta tuberkuloid.
3. CARA PENULARAN PENYAKIT LAPRA
Melalui kontak dengan
air, tanah atau tannaman yang telah dikotori oleh air seni hewan penderita leptospirosis. Bakteri masuk melalui selaput lendir (mukosa)
mata, hidung, kulit yang lecet.masa inkubasi selama 4-19 hari
Penularan pada umumnya terjadi dalam bentuk Lepra Leptomatrus, pada usia kanak-kanak melalui infeksi tetes disaluran pernafasan (batuk, bersin, ingus) dan terutama melalui kontak yang erat dan lama.
Penularan pada umumnya terjadi dalam bentuk Lepra Leptomatrus, pada usia kanak-kanak melalui infeksi tetes disaluran pernafasan (batuk, bersin, ingus) dan terutama melalui kontak yang erat dan lama.
4. PENGOBATAN/PENCEGAHAN
ü Pengobatan yang efektif terhadap
penyakit kusta baru ditemukan pada akir 1940-an dengan
diperkenalkannya dapson dan derivatnya. Namun obat-obatan ini dapat
menyebabkan bakteri penyebab lepra secara bertahap menjadi kebal terhadap
dapson dan menjadi kian menyebar. Baru pada tahun 80 an ditemukan ditemukan
suatu cara pengobatan Multi obat untuk menaklukan penyakit kusta. Pengobatan
Multiobat ini terdiri dari 3 jenis obat yaitu clofazimin, Rifampisin
dan Dapson yang digunakan sebagai obat tunggal untuk mencegah
kekebalan atau resistensi bakteri Mycobacterium leprae. Pengobatan
multiobat ini tergolong mahal sehingga WHO (World Health
Organization) mencari jalan pengobatan
alternatif penyakit lepra misalnya dengan kemoterapi kusta, namun
juga tidak berjalan baik hingga harus kembali menggunakan pengobatan
multiobat.
Sejak
1995, WHO memberikan paket obat terapi kusta secara gratis pada negara endemik,
melalui Kementrian Kesehatan. Strategi ini bejalan hingga akhir 2010
dengan menggunakan Pengobatan multiobat yang terbukti efektif dan
pasien tidak lagi terinfeksi pada pemakaian bulan pertama.Cara ini aman dan
mudah serta ada keterangan jangka waktu pemakaian yang tercantum pada kemasan
obat
ü Pencegahan penyakit kusta dapat
dilakukan secara teknis yaitu dengan menghindari atau menjauhi kontak langsung
ataupun tidak langsung dengan penderita penyakit lepra atau secara medis,
pencegahan penyakit kusta dapat dilakukan dengan pemberian
vaksin BCG (Bacille Calmette Guĕrin)
yang telah terbukti efektif untuk mencegah lepra hingga 80%. Selain itu pada
tahun 1992 WHO telah mencanangkan penggunaan pengobatan gabungan untuk
menghilangkan mikrobakterium lepra sehingga dunia
bebas lepra pada tahun 2000.
5. GAMBAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar