BAB
1
ARTHRITIS REUMATOID
A. Pengertian
Arthritis
reumatoid adalah penyakit inflamasi kronis dan sistemik yang simetris, yang
terutama menyerang sendi perifer dan otot, tendon, ligament, dan pembuluh darah
di sekitarnya.
B. Etiologi
1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus
non-hemolitikus.
2. Endokrin
3. Autoimmun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
C. Gejala
• RA umumnya ditandai dengan adanya beberapa gejala yang
berlangsung selama minimal 6 minggu, yaitu :
• 1. Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung
sekitar 30-60 menit di pagi hari
• 2. Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang
bersamaan
• 3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi
tangan
• 4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang
simetris (nyeri pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang
sendi pergelangan tangan
Pada tahap yang lebih lanjut, RA dapat
dikarakterisasi juga dengan adanya nodul-nodul rheumatoid, konsentrasi
rheumatoid factor (RF) yang abnormal dan perubahan radiografi yang meliputi
erosi tulang.
C. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sinar-X, menunjukkan
demineralisasi tulang dan pembengkakan jaringan tulang pada tahap
awal. Kemudian, pemeriksaan ini membantu menetapkan luasnya kerusakan kartilago
dan tulang, erosi, subluksasi, serta deformitas.
2. Uji faktor reumatoid
positif, pada 75 %-80 % pasien seperti yang ditunjukkan dari titer 1:160
atau lebih tinggi.
3. Analisis cairan sonovial menunjukkan
peningkatan volume dan kekeruhan (turbiditas), tetapi penurunan viskositas
kadar komplemen (C3 dan C4). Hitung sell dara putih sering melebihi 10.00/µl.
4. Elektroforesis protein
serum, menunjukkan peningkatan kadar globulin serum.
5. Laju endapan eritrosit
(ESR), meningkat pada 85%-90% pasien. Karena peningkatan ESR $$sering
paralel dengan aktivitas penyakit, pemeriksaan ini dapat membantu memantau
respons pasien terhadap terapi.
6. Hitung darah
lengkap, biasanya menunjukkan anemia sedang dan leukosit ringan.
(Stockslager dan Schaeffer, 2008).
E.Komplikasi
•
Deformitas sendi (boutonnierre, swan neck, deviasi ulnar)
•
Sindrom terowongan karpal
F. Penatalaksanaan
1. Pendidikan pada pasien
mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin
hubungan baik dan terjamin kesehatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka
waktu yang lama.
2. OAINS diberikan sejak dini
untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai. OAINS yang
dapat diberikan:
a. Aspirin
Pasien dibawah 65 tahun dapat dimulai dengan dosis 3-4
x 1g/hari, kemudian dinaikkan 0,3 – 0,6 g per minggu sampai terjadi perbaikan
gejala toksik. Dosis terapi 20 – 30 mg/dl.
b. Ibuprofen,
naproksen, piroksisam, diklofenak, dan sebagainya.
3. DMARD digunakan untuk
melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat artritis
reumatoid. Jenis-jenis yang digunakan:
a. Klorokuin,
dosis klorokuin fosfat 250 mg/hari atau hidroksiklorokuin 400 mg/hari. Efek
samping berupa penurunan ketajaman penglihatan, dermatitis makulopapular,
nausea, diare, dan anemia hemolitik.
b. Sulfasalazin,
dosis 1 x 500 mg/hari, ditingkatkan 500 mg per minggu smapai mencapai dosis 4 x
500 mg. Setelah remisi tercapai, dosis dapat diturunkan hingga 1 g/hari untuk
dipakai dalam jangka waktu panjang sampai tercapai remisi sempurna. Efek
sampingnya nausea, muntah, dan dispepsia.
c. D-penisilamin,
dosis 250-300 mg/hari, kemudia ditingkatkan setiap 2-4 minggu sebesar 250-300
mg/hari untuk mencapai dosis total 4 x 250-300 mg/hari. Efek samping antara
lain ruam kulit urtikaria/mobiliformis, stomatitis, dan pemfingus.
d. Garam emas
adalah gold standard bagi DMARD. Khasiatnya tidak diragukan
lagi meksi sering timbul efek samping. Auro sodium tiomalat (AST) diberikan
intramuskular, dimulai dengan dosis percobaan pertama sebesar 10 mg, seminggu
kemudian disusul dosis kedua sebesar 20 mg. Seminggu kemudian diberikan dosis
penuh sebesar 50 mg/minggu selama 20 minggu. Efek samping berupa pruritus,
stomatitis, proteinuria, trombositopenia, dan apalsia sumsum tulang.
e. Obat
imunosupresif/imunoregulator (Metotrkesat) dosis dimulai 5-7,5 mg/minggu.
f. Kortikosteroid
(Prednison) dosis 5-7,5 mg 1x/hari), hanya dapat dipakai untuk pengobatan
artritis reumatoid dengan komplikasi berat dan mengancam jiwa, seperti
vaskulitis, karena obat ini memiliki efek samping yang sangat berat.
4. Rehabilitasi, bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Caranya antara lain dengan
mengistirahatkan sendi yang terlibat, latihan, pemanasan, dan sebagainya.
5. Pembedahan, jika berbagai
cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil serta terdapat alasan yang
cukup kuat, dapat dilakukan pembedahan yang bersifat ortopedik, misalnya
sinovektomi, artrodesis, dan lain-lain.
(Mansjoer, 2000).
BAB II
OSTEOARTRITIS
A.
Pengertian
Osteoartritis
merupakan penyakit degeneratif yang mengenai rawan sendi. Penyakit ini ditandai
oleh kehilangan rawan sendi progresif dan tebentuknya tulang baru pada tebekula
subkondral dan tepi tulang (osteofit).
B.
Diagnosis
Osteoartritis
sendi tangan
Nyeri tangan atau kaku
Tiga dari 4 kriteria berikut :
a.
pembesaran jaringan keras dari 2 atau lebih dari 10 sendi tulang tangan
tertentu (DIP II dan III ki&ka, CMC I ki &ka)
b.
perbesaran jaringan keras dari 2 atau lebih sendi DIP
c.
pembengkakan pada < 3 sendi MCP
d.
deformitas pada minimal 1 dari 1o sendi tangan tertentu.
Osteoartritis
sendi pinggul
Nyeri pinggul dan
minimal 2dari 3 keriteria dibawah ini :
e.
LED < 20 mm/jam
f.
Radiologi, terdapat osteofit pada femur atau asetabulum
Radiologi; terdapat penyempitan
celah sendi (superior, axial, dan / atau medial)
C.
Faktor Resiko Terjadinya Osteoartritis
·
Kelebihan berat badan
D.
Pemeriksaan Penunjang
·
LED, pada OA inflamatif, LED akan meningkat
·
Analisis cairan sendi
·
Radiografi sendi yang terserang
·
Artroskopi
E.
Komplikasi
Deformitas sendi
F.
Penatalaksanaan
Rasa nyeri yang diderita oleh penderita penyakit ini dapat dikurangi dengan berbagai
macam cara seperti pengompresan atau penyuntikan cairan sinovial ke bagian sendi.Pengobatan untuk pengapuran sendi berbeda beda
tergantung stadiumnya.
Ø
menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan
adalah operasi penggantian sendi. Operasi penggantian sendi adalah operasi yang
dilakukan untuk mengganti sendi yang
dilakukan untuk mengganti sendi yang
telah rusak dengan prostesis.
G.
Pencegahan
Pencegahan osteoartritis dapat dilakukan dengan cara
mengonsumsi makanan yang bergizi.Beberapa suplemen makanan juga dapat digunakan
untuk mencegah penyakit ini. Beberapa suplemen yang umum digunakan antara lain
adalah glukosamin dan kondroitin.